Lepas!

 Nyatanya 3 bulan menjadi pengulas film dan buku tidak baik dan buruk. Apakah ini sisipan jawaban doa tahun lalu. Ada beberapa momen, dalam kondisi hormon stabil, saat otak dan emosi selaras, kita merasa mampu menandai hari penting, waktu genting, dan momen yang kita pilah menjadi bagian dari diri. Pernah suatu waktu, seorang teman kecelakaan di jalanan depan toko Mie Gacoan. Saya terlatih untuk mengumpat. Saya dan si teman itu, mengumpat tentang kinerja tukang parkir itu. Setelah masuk ruang inap, berbaring di ruang rawat, ia mengatakan hari sialnya sudah diambil awal tahun ini. Pernah suatu waktu, ia juga mengatakan, saat dalam kondisi stabil kita tiba-tiba mampu merasakan beberapa hari yang berpihak pada kita. Sejarah melalui kajian astrologi membuktikan, katanya sambil menjelaskan asal mula ilmu niten. Yang gaib dan misteri dari hari, terjadi hari ini, di tempat ini, barangkali ketika kaki akhirnya mampir sekali waktu saat keluarga dan persoalan sosial politik kian tinggi resikonya sebagai bahan taruhan.

Ini tulisan yang buruk. Mungkinkah setiap penulis, dalam dunia imajinernya sempat melakukan hal ini?. Lepas! ingin keluar dari penjara bahasa, kata dan makna yang kian hari semakin miskin. Seperti kesulitan percakapan intim antara sesama teman. Maksudku ini lepas dari karir mereka dan catatan autobiografi mereka. Bahkan, seorang penyintas kekerasan seksual Indonesia di Prancis, penulis dan pewarta perang yang baru selesai menerbitkan naskahnya, membuat pengalaman intimnya samar dan menjangkau banyak orang. 

Whtabtu?

Komentar